Minggu, 19 Mei 2013

Mimpi Besar, Langkah kecil

Diawali dari bermimpi yang besar, lalu dimulai dengan mengerjakan yang kecil. Ya, langkah kecil diperlukan untuk mencapai mimpi yang besar. Langkah kecil yang ringan, namun sering. Ibaratnya mendaki gunung yang tinggi dengan membawa beban yang berat, langkah kecil akan lebih mudah dilakukan sesering mungkin, daripada menunggu waktu dan tenaga yang besar untuk langsung melakukan sebuah langkah besar.

Berfikir untuk melangkah adalah sesuatu yang salah. Mungkin lebih tepatnya keliru. Karena dalam proses berfikir, itu memerlukan waktu. Dan selama berjalannya waktu, pikiran kita akan melayang dalam hayalan tentang apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan didapatkan. Hal ini mengakibatkan pikiran kita terbisasa santai, dan berangan angan dengan hasil yang akan didapat jika kita melakukan sebuah langkah yang besar.

Malam ini, dimulai dengan kesadaran, dan pengakuan bahwa selama ini aku telah melakukan hayalan tingkat tinggi atas langkah-langkah besar yang selama ini RENCANANYA aku lakukan. Kini aku sadari bahwa disekelilingku, orang-orang telah banyak melakukan langkah kecil yang menunjukkan bahwa jiwanya besar. Aku ingat dulu aku juga seperti mereka, dan kini aku menyadari bahwa belum terlambat untuk kembali memulai langkah kecil itu untuk mendapatkan impian yang selama ini aku doakan. Tuhan, mohon maafkan hambaMu. Ijinkan diriku untuk memperbaiki kesalahan yang selama ini aku lakukan. Tolong berikan jalanmu, berikan diriku kesempatan untuk membuktikan bahwa diriku bisa jadi berguna bagi lebih banyak orang. Astungkara

AGW, Payung Guru

Minggu, 12 Mei 2013

PNS, Deposito, Bisnis, atau Trading Saham???

Hari ini, diskusi dilanjutkan dengan berandai-andai. Andai saja saat ini aku punya uang 150 juta, dan terdapat minimal empat prioritas peluang masa depan yang salah satunya harus aku ambil. Maka, dengan berbagai pertimbangan, berikut aku akan sampaikan pengandaian jika salah satu dari keempat peluang itu aku ambil.


PNS, aka Pegawai Negeri Sipil. Merupakan salah satu dari impian banyak orang, terutama yang sudah menamatkan pendidikan maupun kuliahnya. PNS menjanjikan gaji yang lumayan, dan adanya tunjangan hari tua yang menjanjikan. Sebut saja guru negeri, selain nantinya akan mendapatkan pensiunan, guru juga memungkinkan berkesempatan mendapatkan akreditasi dalam bentuk sertifikasi. Jika seorang guru mendapatkan sertifikasi, maka paling tidak dia akan mendapatkan gaji minimal 4-5 juta per bulan. Belum lagi PNS juga mendapatkan gaji ke-13 sekali dalam setahun. Tentunya hal ini yang menjadikan PNS tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian banyak orang. Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa untuk mendapatkan pekerjaan tetap seumur hidup, seseorang yang ingin menjadi PNS biasanya melalui tahap percaloan. Ya, kalau kita tidak mempunyai pegangan, maka kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan ini akan semakin kecil. Bilangan yang biasanya digunakan untuk memuluskan perjalanan mendapatkan PNS berkisar 150an. Jadi, kalau seandainya aku punya duit 150 juta, dan digunakan habis untuk mendapatkan PNS, kompensasinya adalah gaji tetap 4-5 juta per bulan, gaji ke-13, pensiunan dan tunjangan lainnya. Keuntungan lainnya, jika kita sudah mendapatkan sertifikat PNS, sertifikat tersebut dapat digadaikan untuk mendapatkan pinjaman dari bank sampai 100 juta dengan sistem pengembalian potong gaji. Kelemahannya, karena berstatus negeri, maka kita akan terikat dengan ikatan dinas sampai batas usia pensiun. Hal ini berarti, pekerjaan monoton dan berulang-ulang.

Deposito, merupakan salah satu jenis investasi dana yang kita miliki di bank maupun penjamin dana lainnya. Deposito bulanan yang paling besar yang aku ketahui adalah sebesar 5% per bulan. Jika kita memiliki dana 150 juta, maka dengan deposito 5%, maka setiap bulan kita akan mendapatkan bunga sebesar 7.500.000 rupiah. Jumlah ini tentunya lebih besar jika dibandingkan dengan gaji seseorang yang menjadi PNS. Bedanya, orang yang mendepositokan uang tidak akan mendapatkan tunjangan seperti yang diperoleh oleh PNS. Keuntungan dari deposito adalah kita bisa dengan bebas mengatur waktu. Artinya, tidak ada ikatan dinas, sehingga tinggal duduk diam di rumah menunggu bunga bulanan. Waktu kita untuk keluarga dan orang yang kita sayangi juga lebih banyak. Kelemahan dari deposito adalah uang yang kita depositokan tidak dapat ditarik semau kita. Paling tidak butuh waktu minimal 15 hari untuk dapat menarik uang yang kita depositokan. Selain itu, dengan sistem deposito, orang akan menjadi malas bekerja. Deposito menurutku lebih cocok bagi orang yang sudah mapan dan memiliki tunjangan hidup yang bagus.

Bisnis, merupakan jenis usaha real yang biasa kita lihat di setiap pelosok daerah. Mulai dari jenis usaha jual-beli, usaha jasa, maupun jenis usaha konvensional lainnya. Sebagian besar dari jenis usaha ini dikerjakan sendiri maupun dengan mempercayakan kepada orang. Usaha jenis ini dapat dipastikan mengeluarkan biaya bulanan, baik itu biaya karyawan, operasional, maupun biaya lainnya seperti pajak dan sumbangan suka rela. Namun, bentuk usaha real sangat nyata, karena semua modal yang kita gunakan dapat kita lihat langsung perkembangannya jika dibandingkan dengan deposito. Dan hal ini menyebabkan kita mengetahui bagaimana perkembangan dari usaha kita secara langsung di depan mata sendiri. Misalnya saja dengan uang sebesar 150 juta, kita membangun 7 buah laundry @ 21jt. Jika masing-masing laundry omzet keuntungannya minimal 1 juta, maka setiap bulan kita akan mendapatkan minimal 7 juta. Jumlah ini masih minimal, karena jika omzet laundry bertambah, maka keuntungan juga semakin meningkat dengan kemungkinan pendapatan sebesar 15 juta per bulan. Bedanya, usaha ini membutuhkan tangan terampil dan kontrol yang baik dari pemilik perusahaan. Jika tidak, maka dapat dipastikan usaha gulung tikar alias bangkrut. Usaha ini perlu manajemen yang baik dan pengalaman dalam berusaha.

Trading Saham, nah.. ini jenis usaha yang benar-benar baru aku kenal. Baru jumat kemarin aku mengenal yang namanya trading saham. Keunggulan dari trading saham adalah jika kita membeli saham dari perusahaan yang tepat, dan perusahaan tersebut grow up, maka harga saham yang kita beli juga semakin meningkat. Hal ini memungkinkan dana yang kita miliki dapat bertumbuh bahkan sampai 30% per bulan. Jika diumpamakan modal awal kita 150jt, maka dalam sebulan jika kita tepat melakukan transaksi keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 45jt. Gila bener.... Namun, sisi negatif dari trading saham adalah adanya kemungkinan terjadinya anjlok harga saham yang diakibatkan pergolakan pasar maupun trand yang terjadi di lingkungan sebuah negara. Misalnya saja kejadian yang menimpa New York pada tanggal 11/11, yaitu penyerangan teroris ke WTC, hal ini menyebabkan harga saham dunia terjun bebas dari lantai tertinggi. Dan jika kita memiliki saham pada saat itu, tentunya harganya juga jatuh dan alhasil, kita menjadi miskin mendadak. Alamak.... 


Intinya, semua jenis usaha diatas sangat menarik baik dari segi keuntungan maupun kerugian yang ditimbulkan. Namun, jika kita bisa memanajemen kerugian serta mampu bersaing di lingkungan dalam memperoleh peluang, dan tentunya dengan usaha yang tinggi dan pantang menyerah, apapun jenis usaha yang kita jalani akan memperoleh hasil yang maksimal. Bukan begitu kawan?


AGW, Payung Guru




Sabtu, 11 Mei 2013

Memeluk Gunung

Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Ya, mungkin ungkapan ini tepat untukku saat ini. Bagaimana tidak, hari ini aku mengikuti seminar bisnis, dengan tema trading saham. Yang membuatku ingin mengikutinya adalah karena infonya ada di Bali Post, dan gratis pula. Yah, itung-itung sebagai tambahan ilmu pengetahuan awalnya, pikirku. Seminarnya berjalan dengan sangat menarik, pemateri dapat memberikan pandangan, pantauan dan jangkauan seandainya para peserta dapat mengikuti kegiatan jual beli saham dengan cara yang aman, mudah dan menghasilkan keuntungan yang besar. Jujur, sebenarnya dari awal aku sudah kepincut ingin melakukan bisnis yang berbeda, beda dari biasanya dan beda dari orang kebanyakan di tempatku berasal. 

Namun ada satu permasalahan yang mengganjal di akhir pertemuan. Ternyata seminar kemaren (sabtu) adalah sejenis upaya untuk menarik minat saja di awalnya. Namun inti pemberian materinya adalah pada tanggal 18-19 Mei depan. Masalahnya, untuk mengikuti workshop pada tanggal tersebut, peserta harus menguras kocek sebesar 19,5 Juta rupiah!!!! Bayangin aja, bagaimana mungkin aku mendapatkan uang sebanyak itu jika untuk bayar cicilan motor aja aku masih menunda. Uang tersebut belum lagi sebagai modal awal dalam bisnis saham yang akan dilakukan, jika benar-benar ingin ikut. Yah, paling tidak aku harus menyiapkan dana sebesar 50 juta, hanya untuk pendidikan dan modal awal investasi saham. Nah, ini dia yang kuumpamakan keinginan memeluk gunung, dari jauh terlihat kecil, mudah untuk dipeluk, tapi siapa sangka, ternyata gunungnya itu terlampau besar untuk dirangkul. Tapi aku yakin, kalau memang mau, akupun bisa memeluknya. Tidak masalah. Asalkan ada orang yang mendampingi untuk bersama-sama memeluk gunung itu.Atau, paling tidak aku akan mendakinya, mencapai puncaknya, sehingga minimal, gunung itu pernah aku takklukkan.

AGW, Payung Guru

Jumat, 10 Mei 2013

Antara Jenius dan Super Bodoh!

Hari ini, sebenarnya baru aku sadari bahwa aku kembali masuk ke dalam zona tidak nyaman yang aku buat sendiri. Ada sebuah resiko yang sengaja aku ambil, yang bisa saja menghambat pekerjaan utamaku. Mengapa demikian? Ya, karena sudah jadi kebiasaanku bahwa aku menikmati pekerjaan yang dibebankan orang kepadaku. Walaupun bahkan dengan mengorbankan pekerjaanku sendiri. Terbukti, pekerjaan dengan tujuan yang sama, jika milik orang lain, sudah tiga buah aku kerjakan dengan maksimal dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Bahkan mereka lebih dahulu mendapatkan gelarnya daripada aku. Sedangkan aku sendiri, milikku sendiri sama sekali belum aku garap dari jaman bahula, ketika "pis bolong nu empet".

Atas hasil kerjaku terhadap orang lain, aku sering kali dianggap super jenius dan dapat mengerjakan segalanya tepat waktu, cepat dan sesuai dengan keinginan si pemilik kerja. Namun di sisi lain, aku sendiri sama sekali belum mengerjakan bagian milikku. Sehingga aku merasa orang terbodoh yang ada di komunitasku sendiri. Busyet... Mimpi apa semalam aku Tuhan... Ataukah sebenarnya mimpi-mimpi ini sudah terjadi sejak lama dan terbeli oleh belaian hayalan serta lamunanku? Masih tidak jelas dan memang sulit untuk dimengerti.

Hari ini sebenarnya banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku. Awalnya memang hanya iseng belaka, namun ternyata menjadi kebiasaan dan mengalir begitu saja. Hal ini membuat orang-orang yang ada di sekitarku menjadi patah arang mendengar pertanyaanku yang sebenarnya mereka juga tidak tahu jawabannya. Memang, beberapa pertanyaanku menukik pada sesuatu yang dianggap tabu, mistis dan bagi beberapa orang hanya sebagai dunia maya dan hayal saja. Namun di sisi lain, aku sendiri menikmati pengalaman bersama orang-orang yang memiliki kemampuan khusus, terutama dala hal mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi maupun yang sudah pernah terjadi dahulu kala.

Andai saja, suatu kala nanti, aku diberikan kepercayaan dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesuatu yang jauh dari daya imajenasiku, maka aku akan memberikan bebeapa pertanyaan yang selama ini memang menjadi parasit di otakku.Misalnya, pertanyaan sederhana, apa yang membuat mahluk hidup dapat hidup? Apakah jiwa, jantung, atau darah? Hahahaha.. ya, andai saja...

AGW, Payung guru

Kamis, 09 Mei 2013

Bohong...

Sebelum tidur, malam ini seperti malam-malam sebelumnya hanya terdiam dengan rutinitas buang-buang waktu. Sedikitpun tidak menyentuh pekerjaan yang seharusnya dikerjakan. Kembali seperti semula, tanpa hirau dan pikuk akan pentingnya masa depan yang cerah. Malam ini, ada yang berbeda. Karena malam ini malam penantian untuk pembantaian esok hari. Bukan di sekolah, tetapi di kampus. Di tempat biasanya aku menuntut ilmu, ya ilmu pembohongan.

Orang bilang, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin ahli dia dalam hal berbohong. Aku sendiri pandai berbohong, entah sudah berapa banyak kebohongan yang sudah aku buat. Mungkin jika satu kebohongan adalah sebutir pasir, paling tidak kebohongan yang telah aku buat sudah bisa digunakan untuk membangun rumah mewah di neraka jahanam. Neraka??? Ya, banyak orang bilang bahwa pembohong nantinya akan tinggal di neraka. Walaupun di neraka, paling tidak dengan kebohongan yang selama ini aku buat, sudah cukup untuk membangun istana yang megah di neraka.

Kebohongan identik dengan kejahatan, sedangkan kejujuran identik dengan kebaikan. Pandanganku, kebohongan dan kejujuran atau kebaikan dan kejahatan tidak dapat dipisahkan. Seperti dua buah sisi dari sekeping logam yang sama. Bedanya sangat tipis... Jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak ada kejahatan, maka kebaikan pun tidak akan ada. Artinya, jika tidak ada orang yang suka berbohong, maka tidak ada yang pernah jujur. Kok bisa ya?? Memang, sedikit agak ribet. Malahan, kurang bisa dimengerti.

Misalnya saja, di dunia ini tentunya tidak akan pernah tercipta polisi jika tidak ada penjahat, atau semua orang menjadi orang baik. Apa kerja polisi jika penjahat saja tidak ada? Dengan adanya penjahat inilah maka polisi dan tentara serta orang-orang yang baik ada dan tercipta.

Walaupun demikian, orang baikpun bisa saja terlihat di depannya baik namum di belakangnya jahat. Mau bukti? Buktinya, banyak polisi yang terkena kasus kejahatan. Sebut saja Om Susno. Sebagai polisi yang notabene sebagai penegak kebaikan dan kebenaran, dia malah menjadi penjahat dengan menyelewengkan uang negara, dimana uang negara adalah uang rakyat. Memang itulah kenyataan yang harus kita hadapi. Bahwa, kejahatan dan kebaikan selalu berjalan berdampingan dan tidak bisa dipisahkan.


AGW, Payung Guru

Rabu, 08 Mei 2013

Dukungan Terhadap Teroris

Pagi ini, sarapan dengan buah kiwi dan anggur merah. Merupakan salah satu jenis sarapan eksotik nan fantastik yang jarang kutemui. Yah, paling tidak, adalah sesuatu yang masuk ke perut, dibandingkan tidak samasekali. Walaupun sebenarnya ada beberapa kicauan yang menyangkal bahwa kiwi dan anggur merah di pagi hari bukanlah sarapan. Ya, memang bangsa kita lebih identik dengan sarapan menggunakan nasi ataupun mungkin dengan roti bagi beberapa orang kalangan atas. Tapi itu bukanlah diriku. Sarapan dan makan siang jadi satu, makan sore dan makan malam juga jadi satu. Sehingga, rata-rata dalam satu hari, makan hanya dua kali.

Pagi ini diawali dengan berita penggrebekan sarang teroris oleh polisi di daerah Jawa Tengah. Entah dimana itu, aku tidak tahu. Yang jelas, itu sarang teroris. Bukan markas. Entah mengapa, saat ini aku berfikir bahwa teroris itu penting. Jangan ditumpas. Ya, mengapa demikian? Menurutku, teroris adalah bagian dari seleksi alam pada manusia. Walaupun dengan tujuan yang keji, menurut kita dan mulia menurut mereka, mau tidak mau, teroris telah menjadi bagian yang sedikit tidaknya menekan jumlah pertumbuhan manusia. Coba saja pikirkan, di alam liar, sapi, kerbau, kambing, zebra dan banyak hewan lainnya selain diburu oleh pemangsa yang lebih tinggi dalam piramida makanan, mereka juga diburu oleh manusia. Sebagai mahluk omnivora, manusia telah menjadi puncak dari semua piramida dan rantai makanan dalam pelajaran biologi. Lalu, siapa yang menjadi puncak dari rantai makanan manusia??? Ya, teroris lah salah satunya....

AGW, Payung Guru

Senin, 06 Mei 2013

Kambing Hitam

Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, aku belum melakukan perubahan. Rutinitas yang kujalani masih saja monoton dan hanya membuang-buang waktu. Kebanyakan menghayal. Entah mengapa, sama sekali tidak ada niat untuk mengerjakan apa yang sudah seharusnya aku kerjakan. Padahal pekerjaan itu adalah masa depan dan sesuatu yang menentukan jadi apa aku kelak. apakah akan menjadi pecundang atau sesuatu yang memang menjadi doaku, "Lebih berguna bagi Lebih banyak orang"....

Ruanganku kini sudah lebih mirip kapal pecah jika dibandingkan dengan ruangan kerja atau kamar pada umumnya. Berbagai mancam benda berserakan di atas meja maupun di lantai kamarku ini. Pulpen, korek, rokok, cottonbad, minyak, bedak deo, asbak, dan masih banyak lagi. Buku. Ya, barang ini paling banyak menghiasi kamar kerjaku. Dari segi kuantitas, buku dan kertas yang paling mendominasi. Itupun juga tidak tertata dengan rapi. Entah apa masalah otak, pikiran dan badanku. semua tidak nyambung dengan apa yang sudah aku rencanakan berbulan-bulan yang lalu.

Pengalih perhatian. Mungkin itu yang lebih cocok kujadikan kambing hitam dari semua yang menghambat pekerjaanku. Mulai dari film di indovision, game di laptop adik, usaha laundry yang ku rintis, dan juga kegiatan spiritual yang sedang ku jalani. Semuanya cocok untuk kujadikan kambing hitam. Sejenis mahluk hitam berbentuk kambing yang selama ini menghalangi jalanku. Entah ini benar atau tidak, tapi selalu harus ada kambing hitam yang kupersalahkan.

Bodohnya aku. Mengapa harus menyalahkan kambing hitam? Padahal semua itu aku sendiri yang menjalaninya. Berarti, kesimpulannya adalah kambing hitam=aku. Nah, itu baru tepat. Entah harus mulai dari mana, yang jelas kemungkinan hari ini aku tidak dapat mengerjakan apa yang seharusnya aku kerjakan. Ada hal lain yang harus aku cari. Mengunjungi pemilik harta. Dan kebetulan ada beberapa acara yang harus aku ikuti. Jadi, seperti hari-hari sebelumnya, pengalih perhatian yang disebabkan kebodohan menjadikan kambing hitam itu sendiri adalah aku.